Ketika kosa kata mengalir deras
Dan ada kamu di kiri
Terik mentari dibilangnya cantik
Terkedip-kedip anak mata mu
Memandang matahari yang tinggi
Kata ku, nanti kau akan terbang
Di sisi langit yang kau idam
Sekilas ada yang terbang dahulu daripada kamu
Kau tersenyum melihatnya
Dua sayap hitam
Di kota kenangan
sementara punya cerita, akal ini ingin meluahkan; rasa sesuatu dalam hayat ini yang terindah; suka atau duka; sahabat; tentang Dia dan tentunya dia...
Tuesday, April 24, 2018
Terbang
Sunday, April 15, 2018
Menahan Rindu
14 April 2018
Jumaat
Muhammad yang dirindui,
Jarang sekali aku teringatkan mu beberapa tempoh masa ini. Sombong benar lagakmu Hayati. Meninggalkan cintamu sendiri.
"Tuhan tolong lembutkan hati dia, untuk terimaku seadanya. Kerna ku tak mampu, kerna ku tak sanggup, hidup tanpa dia di sisiku."
Entah kenapa lagu ini meniti di bibir. Barangkali ingin melunakkan jiwaku sendiri Muhammad. Keras sekali.
Apa khabar kau Muhammad? Apa hari mu indah? Aku rindu sekali mendengar suara mu T-T Tahukah kau Muhammad, aku benar-benar merinduimu. Cuma saja, aku terbatas dengan hariku yang berbisik rindu kepadaku, tidak mendengarkan katamu.
Lama ingin aku ceritakan sesuatu yang tak mampu aku luahkan. Dengarkanlah sedikit Muhammad. Sepertinya aku ini manusia yang hidup dalam kata-kata orang lain. Tidak tetap dengan pendirian dan tidak tahu membuat keputusan. Aku ini mementingkan sekali hati orang di sekelilingku. Tapi satu hal yang aku ingati, aku selalu mencari pesan engkau untuk aku terima apa sahaja jalan yang aku lalui.
Seorang penyelam dahulu kala menemukan Mutiara yang luar biasa lalu ingin dijualkan di kota. Ilmu yang tiada serta tamak di jiwa manusiawi, akhirnya mutiara hilang, nyawa insan tersayang tergadai. Ingatkah kau kisah Mutiara ini?
Entah apa lah yang ingin aku katakan ini Muhammad. Sampaikanlah pesan kepada diriku Muhammad agar aku lebih bersangka baik dengan diri sendiri. Lebih menghargai diri sendiri. Mencintai diri sendiri.
Engkau pasti tahu bukan, aku mencintai indahnya ibadurrahman yang berjalan di atas muka bumi dengan tiada keangkuhan. Namun ajarkanlah aku sedikit sahaja Muhammad, untuk menepuk bahu sendiri untuk tersenyum atas nikmat Tuhan dan sentiasa memuji-Nya di saat suka dan duka.
Aku benar-benar merindui mu Muhammad. Entah apa khabarmu di sana. Hampir setahun kita tidak berutus surat. Semoga tulisan ini menjadi titik mula untuk aku luahkan sesuatu yang aku pun tidak tahu terkumpul di dalam hati.
Semoga ada tidur yang indah Muhammad. Janganlah sekali pun kau padam nama aku dari doamu. Sesungguhnya aku perlu doa-doa daripada insan seperti kalian untuk aku tidak hidup sia-sia di atas bumi ini.
Allahumma bārik lanā fī Rajab wa Sha'bān, wa ballighnā Ramadān 🌷💕
Salam rindu,
Hayati.
#pray4ummah